Resmikan Bank Sampah Cempaka Putih

 Wakil Walikota Banjarbaru H Ogi Fajar Nuzuli melakukan peresmian Bank Sampah Cempaka Putih, didampingi Camat Banjarbaru Utara Drs H Abdul Basid beserta Lurah Sei Ulin Sabtu, (22/2), di Taman Komplek Bukit Permata Indah Rt 17 Rw 04 Kelurahan Sei Ulin.

Ketua Bank Sampah Cempaka Putih Subahan menyampaikan terimakasih atas kedatangan Wakil Walikota beserta jajarannya di Taman Komplek Bukit Permata Indah guna meresmikan Bank Sampah Cempaka Putih.

“Bank Sampah Cempaka ini persis berada di dalam taman Komplek Bukit Permata Indah. Taman ini juga dilengkapi dengan lampu penerangan untuk malam hari sehingga akan menambah keindahan taman Komplek Bukit Permata Indah ini,” ujarnya berpromosi.

Wakil Walikota Banjarbaru H Ogi Fajar Nuzuli mengatakan, hal tersebut menjadi kebanggaan bagi Pemerintah Kota Banjarbaru melihat animo masyarakat Banjarbaru yang begitu besar terhadap pengelolaan sampah.
“Semakin banyaknya bank sampah yang berdiri, baik di lingkungan sekolah, perkantoran maupun di lingkungan perumahan merupakan bukti nyata akan hal ini. Kedepannya Banjarbaru Go Green And Clean, tentu dapat segera terwujud,” katanya.

Berdasarkan data dari badan lingkungan hidup, saat ini di Kota Banjarbaru telah berdiri 32 bank sampah.

“Hal ini berarti di Banjarbaru telah banyak masyarakat yang sadar jika sampah adalah tanggung jawab bersama dan merupakan ‘lahan emas’ yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup,” tambahnya.

Selain itu, Ogi juga menilai keberadaan Bank Sampah Cempaka Putih bisa melayani penabungan sampah dari Rt-Rt yang ada di Kelurahan Sungai Ulin.

“Tak kalah penting, seluruh warga khususnya di kelurahan sungai ulin harus bisa menjadi nasabah bank sampah ini. Supaya masyarakat di Kelurahan Sungai Ulin dapat merasakan manfaat langsung dari keberadaan Bank Sampah Cempaka Putih. Tidak hanya dari sisi ekonomi, namun juga dari sisi pembangunan lingkungan yang bersih, hijau dan sehat,” pesannya.

Sosialisasi mengenai keberadaan bank sampah pun menjadi dinilai Ogi sebagai hal yang penting untuk dilakukan. Menurutnya, dua hal yang sering menjadi kendala dalam perjalanan sebuah bank sampah yaitu dalam pengolahan sampah itu sendiri dan dalam memasarkan hasil pengolahan sampah.

“Untuk masalah pengolahan sampah, intinya adalah pada kreativitas. hal ini bisa kita atasi dengan mengadakan workshop tentang pengolahan sampah, browsing di internet, atau melihat langsung hasil kreativitas dari bank-bank sampah yang telah lebih dulu berdiri,” paparnya.

Sedangkan untuk masalah pemasaran, kita bisa memanfaatkan program CSR (Coorporate Social Responsibility) dari perusahaan-perusahaan yang ada di Kota Banjarbaru.

“Semisal melalui program kemitraan. Terlebih lagi dewasa ini pembahasan raperda tentang CSR sudah dirampungkan oleh anggota dewan.  Karena itulah, untuk mengatasi segala permasalahan yang ada, semua elemen harus saling bersinergi. DPRD, pemerintah, semua SKPD, Camat, Lurah, Rt/Rw, LPM,  dunia usaha, dan masyarakat, semuanya harus saling bekerjasama,” singgungnya.

Sebab, kata Ogi, dengan kerjasama tidak ada masalah yang sulit untuk dipecahkan.

“Semoga bank sampah cempaka putih ini dapat menjadi perwujudan pembangunan yang mengentaskan kemiskinan (Pro Poor), pembangunan yang mampu menciptakan peluang kerja (Pro Job), dan pembangunan yang melindungi dan melestarikan lingkungan hidup (Pro Environment), khususnya di Kota Banjarbaru,” pungkasnya.

2 comments

  1. assalamu’alaikum, maaf untuk bank sampah ini saya tertarik melihat banyaknya sampah yg dihasilkan oleh warga sekitar rumah saya, namun belum bisa dikelola dengan baik sehingga menumpuk begitu saja. maka dari itu saya berinisiatif untuk mendirikan bank sampah di daerah saya. bagaimana dan apakah saya bisa bergabung untuk bisa mengelola bank sampah ini ?

    • Bapak bisa langsung berkonsultasi atai menyampaikan dulu perihal tesebut ke ketua RT, ketua RW, atau langsung ke Lurah saja. Biasanya dari situ, akan ada respect untuk disampaikan ke RT masing-masing atau lembaga yang memang mengelola bank sampah betul-betul sebagaimana yang telah tertuliskan dalam ADRT.

      Bank Sampah biasanya terlaksana karena kesadaran masyarakat di lingkungan sekitar komplek perumahan/pemukiman. Karena yang strukur organisasi pengelola juga diisi oleh warga di sekitar lingkungan Bank Sampah.

      Semoga bermanfaat. Terima kasih sudah direspon.

Tinggalkan komentar